Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berdasarkan cara kerja otak, lebih efektif dan meningkatkan daya serap otak.
Pola asuh yang patut.
Konteks agama, sosial dan budaya.
Tahap perkembangan berdasarkan usia siswa.
Karakter individual siswa (termasuk gaya belajar dan 9 macam kecerdasan).
Komunikasi produktif dan konstruktif.
Disiplin positif dan asertif (memberikan konsekuensi, bukan hukuman)
Kurikulum terintegrasi dengan pendekatan tematik yang dekat dengan dunia siswa.
Pembelajaran seimbang antara pemahaman konsep dan latihan. Mementingkan rasa suka dan cinta sebelum siswa dapat melakukannya dengan baik (memotivasi, tidak memaksa, engaging learning – belajar yang melibatkan ).
Kelas adalah dunia mini siswa. Kelas heterogen atau saat ini sudah biasa disebut kelas inklusif, lebih baik daripada kelas homogen.
Manajemen kelas dengan dasar cinta dan kasih sayang. Ditambah keyakinan bahwa setiap anak berhak dan dapat menjadi bintang karena keunikannya.
Menggunakan sentra belajar dan belajar melalui proyek dalam konteks belajar kooperatif (berpasangan atau dalam kelompok).
Kepala sekolah dan guru serta staf lainnya menggunakan “management by walking around” (tidak duduk di belakang meja saja tapi juga melakukan sentuhan fisik).